Kef Halukum Ya Akhy

Kef Halukum Ya Akhy

Minggu, 02 April 2023

 Mengganti zakat fitrah (zakat fitri) dengan uang

Assalamu ‘alaikum. Ustadz, bagaimana jika saya membayar zakat fitrah dengan uang, bukan dengan makanan pokok? Apakah hal ini diperbolehkan dalam Islam? Jazakallahu khairan.


Jawaban:


Wa’alaikumussalam.


Masalah ini termasuk kajian yang banyak menjadi tema pembahasan di beberapa kalangan dan kelompok yang memiliki semangat dalam dunia Islam. Tak heran, jika kemudian pembahasan ini meninggalkan perbedaan pendapat.


Sebagian melarang pembayaran zakat fitrah dengan uang secara mutlak, sebagian memperbolehkan zakat fitrah dengan uang tetapi dengan bersyarat, dan sebagian lain memperbolehkan zakat fitrah dengan uang tanpa syarat. Yang menjadi masalah adalah sikap yang dilakukan orang awam. Umumnya, pemilihan pendapat yang paling kuat menurut mereka, lebih banyak didasari logika sederhana dan jauh dari ketundukan terhadap dalil. Jauhnya seseorang dari ilmu agama menyebabkan dirinya begitu mudah mengambil keputusan dalam peribadahan yang mereka lakukan. Seringnya, orang terjerumus ke dalam qiyas (analogi), padahal sudah ada dalil yang tegas.


Uraian ini bukanlah dalam rangka menghakimi dan memberi kata putus untuk perselisihan pendapat tersebut. Namun, ulasan ini tidak lebih dari sebatas bentuk upaya untuk mewujudkan penjagaan terhadap sunah Nabi dan dalam rangka menerapkan firman Allah, yang artinya, “Jika kalian berselisih pendapat dalam masalah apa pun maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kalian adalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.” (Q.s. An-Nisa’:59)


Allah menegaskan bahwa siapa saja yang mengaku beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka setiap ada masalah, dia wajib mengembalikan permasalahan tersebut kepada Alquran dan As-Sunnah. Siapa saja yang tidak bersikap demikian, berarti ada masalah terhadap imannya kepada Allah dan hari akhir.


Pada penjelasan ini, terlebih dahulu akan disebutkan perselisihan pendapat ulama, kemudian di-tarjih (dipilihnya pendapat yang lebih kuat). Pada kesempatan ini, Penulis akan lebih banyak mengambil faidah dari risalah Ahkam Zakat Fitri, karya Nida’ Abu Ahmad.


Perselisihan ulama “zakat fitrah dengan uang”

Terdapat dua pendapat ulama dalam masalah ini (zakat fitrah dengan uang). Pendapat pertama, memperbolehkan pembayaran zakat fitri (zakat fitrah) menggunakan mata uang. Pendapat kedua, melarang pembayaran zakat fitri menggunakan mata uang. Permasalahannya kembali kepada status zakat fitri. Apakah status zakat fitri (zakat fitrah) itu sebagaimana zakat harta ataukah statusnya sebagai zakat badan?


Jika statusnya sebagaimana zakat harta maka prosedur pembayarannya sebagaimana zakat harta perdagangan. Pembayaran zakat perdagangan tidak menggunakan benda yang diperdagangkan, namun menggunakan uang yang senilai dengan zakat yang dibayarkan. Sebagaimana juga zakat emas dan perak, pembayarannya tidak harus menggunakan emas atau perak, namun boleh menggunakan mata uang yang senilai.


Sebaliknya, jika status zakat fitri (zakat fitrah) ini sebagaimana zakat badan maka prosedur pembayarannya mengikuti prosedur pembayaran kafarah untuk semua jenis pelanggaran. Penyebab adanya kafarah ini adalah adanya pelanggaran yang dilakukan oleh badan, bukan kewajiban karena harta. Pembayaran kafarah harus menggunakan sesuatu yang telah ditetapkan, dan tidak boleh menggunakan selain yang ditetapkan.


Jika seseorang membayar kafarah dengan selain ketentuan yang ditetapkan maka kewajibannya untuk membayar kafarah belum gugur dan harus diulangi. Misalnya, seseorang melakukan pelanggaran berupa hubungan suami-istri di siang hari bulan Ramadan, tanpa alasan yang dibenarkan. Kafarah untuk pelanggaran ini adalah membebaskan budak, atau puasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan 60 orang fakir miskin, dengan urutan sebagaimana yang disebutkan. Seseorang tidak boleh membayar kafarah dengan menyedekahkan uang seharga budak, jika dia tidak menemukan budak. Demikian pula, dia tidak boleh berpuasa tiga bulan namun putus-putus (tidak berturut-turut). Juga, tidak boleh memberi uang Rp. 5.000 kepada 60 fakir miskin. Mengapa demikian? Karena kafarah harus dibayarkan persis sebagaimana yang ditetapkan.


Di manakah posisi zakat fitri (zakat fitrah)?

Sebagaimana yang dijelaskan Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, pendapat yang lebih tepat dalam masalah ini adalah bahwasanya zakat fitri (zakat fitrah) itu mengikuti prosedur kafarah karena zakat fitri (zakat fitrah) adalah zakat badan, bukan zakat harta. Di antara dalil yang menunjukkan bahwa zakat fitri adalah zakat badan –bukan zakat harta– adalah pernyataan Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma tentang zakat fitri.


Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri, … bagi kaum muslimin, budak maupun orang merdeka, laki-laki maupun wanita, anak kecil maupun orang dewasa ….” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)


Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri (zakat fitrah), sebagai penyuci orang yang berpuasa dari perbuatan yang menggugurkan pahala puasa dan perbuatan atau ucapan jorok ….”(H.r. Abu Daud; dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani)


Dua riwayat ini menunjukkan bahwasanya zakat fitri berstatus sebagai zakat badan, bukan zakat harta. Berikut ini adalah beberapa alasannya:


Adanya kewajiban zakat bagi anak-anak, budak, dan wanita. Padahal, mereka adalah orang-orang yang umumnya tidak memiliki harta. Terutama budak; seluruh jasad dan hartanya adalah milik tuannya. Jika zakat fitri merupakan kewajiban karena harta maka tidak mungkin orang yang sama sekali tidak memiliki harta diwajibkan untuk dikeluarkan zakatnya.

Salah satu fungsi zakat adalah penyuci orang yang berpuasa dari perbuatan yang menggugurkan pahala puasa serta perbuatan atau ucapan jorok. Fungsi ini menunjukkan bahwa zakat fitri berstatus sebagaimana kafarah untuk kekurangan puasa seseorang.

Apa konsekuensi hukum jika zakat fitri (zakat fitrah) berstatus sebagaimana kafarah?

Ada dua konsekuensi hukum ketika status zakat fitri itu sebagaimana kafarah:


Harus dibayarkan dengan sesuatu yang telah ditetapkan yaitu bahan makanan.

Harus diberikan kepada orang yang membutuhkan untuk menutupi hajat hidup mereka, yaitu fakir miskin. Dengan demikian, zakat fitri tidak boleh diberikan kepada amil, mualaf, budak, masjid, dan golongan lainnya. (lihat Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam, 25:73)

Sebagai tambahan wacana, berikut ini kami sebutkan perselisihan ulama dalam masalah ini.


Pendapat yang membolehkan pembayaran zakat fitri dengan uang


Ulama yang berpendapat demikian adalah Umar bin Abdul Aziz, Al-Hasan Al-Bashri, Atha’, Ats-Tsauri, dan Abu Hanifah.


Diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri, bahwa beliau mengatakan, “Tidak mengapa memberikan zakat fitri dengan dirham.”


Diriwayatkan dari Abu Ishaq; beliau mengatakan, “Aku menjumpai mereka (Al-Hasan dan Umar bin Abdul Aziz) sementara mereka sedang menunaikan zakat Ramadan (zakat fitri) dengan beberapa dirham yang senilai bahan makanan.”


Diriwayatkan dari Atha’ bin Abi Rabah, bahwa beliau menunaikan zakat fitri dengan waraq (dirham dari perak).


Pendapat yang melarang pembayaran zakat fitri (zakat fitrah) dengan uang

Pendapat ini merupakan pendapat yang dipilih oleh mayoritas ulama. Mereka mewajibkan pembayaran zakat fitri menggunakan bahan makanan dan melarang membayar zakat dengan mata uang. Di antara ulama yang berpegang pada pendapat ini adalah Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i, dan Imam Ahmad. Bahkan, Imam Malik dan Imam Ahmad secara tegas menganggap tidak sah jika membayar zakat fitri mengunakan mata uang. Berikut ini nukilan perkataan mereka.


Perkataan Imam Malik


Imam Malik mengatakan, “Tidak sah jika seseorang membayar zakat fitri dengan mata uang apa pun. Tidak demikian yang diperintahkan Nabi.” (Al-Mudawwanah Syahnun)


Imam Malik juga mengatakan, “Wajib menunaikan zakat fitri senilai satu sha’ bahan makanan yang umum di negeri tersebut pada tahun itu (tahun pembayaran zakat fitri).” (Ad-Din Al-Khash)


Perkataan Imam Asy-Syafi’i


Imam Asy-Syafi’i mengatakan, “Penunaian zakat fitri wajib dalam bentuk satu sha’ dari umumnya bahan makanan di negeri tersebut pada tahun tersebut.” (Ad-Din Al-Khash)


Perkataan Imam Ahmad


Al-Khiraqi mengatakan, “Siapa saja yang menunaikan zakat menggunakan mata uang maka zakatnya tidak sah.” (Al-Mughni, Ibnu Qudamah)


Abu Daud mengatakan, “Imam Ahmad ditanya tentang pembayaran zakat mengunakan dirham. Beliau menjawab, “Aku khawatir zakatnya tidak diterima karena menyelisihi sunah Rasulullah.” (Masail Abdullah bin Imam Ahmad; dinukil dalam Al-Mughni, 2:671)


Dari Abu Thalib, bahwasanya Imam Ahmad kepadaku, “Tidak boleh memberikan zakat fitri dengan nilai mata uang.” Kemudian ada orang yang berkomentar kepada Imam Ahmad, “Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa Umar bin Abdul Aziz membayar zakat menggunakan mata uang.” Imam Ahmad marah dengan mengatakan, “Mereka meninggalkan hadis Nabi dan berpendapat dengan perkataan Fulan. Padahal Abdullah bin Umar mengatakan, ‘Rasulullah mewajibkan zakat fitri satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum.’ Allah juga berfirman, ‘Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul.’ Ada beberapa orang yang menolak sunah dan mengatakan, ‘Fulan ini berkata demikian, Fulan itu berkata demikian.” (Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 2:671)


Zahir mazhab Imam Ahmad, beliau berpendapat bahwa pembayaran zakat fitri dengan nilai mata uang itu tidak sah.


Beberapa perkataan ulama lain:


Syekhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Allah mewajibkan pembayaran zakat fitri dengan bahan makanan sebagaimana Allah mewajibkan pembayaran kafarah dengan bahan makanan.” (Majmu’ Fatawa)

Taqiyuddin Al-Husaini Asy-Syafi’i, penulis kitab Kifayatul Akhyar (kitab fikih Mazhab Syafi’i) mengatakan, “Syarat sah pembayaran zakat fitri harus berupa biji (bahan makanan); tidak sah menggunakan mata uang, tanpa ada perselisihan dalam masalah ini.” (Kifayatul Akhyar, 1:195)

An-Nawawi mengatakan, “Ishaq dan Abu Tsaur berpendapat bahwa tidak boleh membayar zakat fitri menggunakan uang kecuali dalam keadaan darurat.” (Al-Majmu’)

An-Nawawi mengatakan, “Tidak sah membayar zakat fitri dengan mata uang menurut mazhab kami. Pendapat ini juga yang dipilih oleh Malik, Ahmad, dan Ibnul Mundzir.” (Al-Majmu’)

Asy-Syairazi Asy-Syafi’i mengatakan, “Tidak boleh menggunakan nilai mata uang untuk zakat karena kebenaran adalah milik Allah. Allah telah mengkaitkan zakat sebagaimana yang Dia tegaskan (dalam firman-Nya), maka tidak boleh mengganti hal itu dengan selainnya. Sebagaimana berkurban, ketika Allah kaitkan hal ini dengan binatang ternak, maka tidak boleh menggantinya dengan selain binatang ternak.” (Al-Majmu’)

Ibnu Hazm mengatakan, “Tidak boleh menggunakan uang yang senilai (dengan zakat) sama sekali. Juga, tidak boleh mengeluarkan satu sha’ campuran dari beberapa bahan makanan, sebagian gandum dan sebagian kurma. Tidak sah membayar dengan nilai mata uang sama sekali karena semua itu tidak diwajibkan (diajarkan) Rasulullah.” (Al-Muhalla bi Al-Atsar, 3:860)

Asy-Syaukani berpendapat bahwa tidak boleh menggunakan mata uang kecuali jika tidak memungkinkan membayar zakat dengan bahan makanan.” (As-Sailul Jarar, 2:86)

Di antara ulama abad ini yang mewajibkan membayar dengan bahan makanan adalah Syekh Ibnu Baz, Syekh Ibnu Al-Utsaimin, Syekh Abu Bakr Al-Jazairi, dan yang lain. Mereka mengatakan bahwa zakat fitri tidak boleh dibayarkan dengan selain makanan dan tidak boleh menggantinya dengan mata uang, kecuali dalam keadaan darurat, karena tidak terdapat riwayat bahwa Nabi mengganti bahan makanan dengan mata uang. Bahkan tidak dinukil dari seorang pun sahabat bahwa mereka membayar zakat fitri dengan mata uang. (Minhajul Muslim, hlm. 251)


Dalil-dalil masing-masing pihak


Dalil ulama yang membolehkan pembayaran zakat fitri dengan uang:


Dalil riwayat yang disampaikan adalah pendapat Umar bin Abdul Aziz dan Al-Hasan Al-Bashri. Sebagian ulama menegaskan bahwa mereka tidak memiliki dalil nash (Alquran, al-hadits, atau perkataan sahabat) dalam masalah ini.

Istihsan (menganggap lebih baik). Mereka menganggap mata uang itu lebih baik dan lebih bermanfaat untuk orang miskin daripada bahan makanan.

Dalil dan alasan ulama yang melarang pembayaran zakat dengan mata uang:


Pertama, riwayat-riwayat yang menegaskan bahwa zakat fitri harus dengan bahan makanan.


Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu; beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri, berupa satu sha’ kurma kering atau gandum kering ….” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri, … sebagai makanan bagi orang miskin .…” (H.r. Abu Daud; dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani)

Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu ‘anhu; beliau mengatakan, “Dahulu, kami menunaikan zakat fitri dengan satu sha’ bahan makanan, satu sha’ gandum, satu sha’ kurma, satu sha’ keju, atau satu sha’ anggur kering.” (H.r. Al-Bukhari dan Muslim)

Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Dahulu, di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami menunaikan zakat fitri dengan satu sha’ bahan makanan.” Kemudian Abu Sa’id mengatakan, “Dan makanan kami dulu adalah gandum, anggur kering (zabib), keju (aqith), dan kurma.” (H.r. Al-Bukhari, no. 1439)

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menugaskanku untuk menjaga zakat Ramadan (zakat fitri). Kemudian datanglah seseorang mencuri makanan, lalu aku berhasil menangkapnya ….”(H.r. Al-Bukhari, no. 2311)

Kedua, alasan para ulama yang melarang pembayaran zakat fitri dengan mata uang.


1. Zakat fitri adalah ibadah yang telah ditetapkan ketentuannya.


Termasuk yang telah ditetapkan dalam masalah zakat fitri adalah jenis, takaran, waktu pelaksanaan, dan tata cara pelaksanaan. Seseorang tidak boleh mengeluarkan zakat fitri selain jenis yang telah ditetapkan, sebagaimana tidak sah membayar zakat di luar waktu yang ditetapkan.


Imam Al-Haramain Al-Juwaini Asy-Syafi’i mengatakan, “Bagi mazhab kami, sandaran yang dipahami bersama dalam masalah dalil, bahwa zakat termasuk bentuk ibadah kepada Allah. Pelaksanaan semua perkara yang merupakan bentuk ibadah itu mengikuti perintah Allah.” Kemudian beliau membuat permisalan, “Andaikan ada orang yang mengatakan kepada utusannya (wakilnya), ‘Beli pakaian!’ sementara utusan ini tahu bahwa tujuan majikannya adalah berdagang, kemudian utusan ini melihat ada barang yang lebih manfaat bagi majikannya (daripada pakaian), maka sang utusan ini tidak berhak menyelisihi perintah majikannya. Meskipun dia melihat hal itu lebih bermanfaat daripada perintah majikannya . (Jika dalam masalah semacam ini saja wajib ditunaikan sebagaimana amanah yang diberikan, pent.) maka perkara yang Allah wajibkan melalui perintah-Nya tentu lebih layak untuk diikuti.”


Harta yang ada di tangan kita semuanya adalah harta Allah. Posisi manusia hanyalah sebagaimana wakil. Sementara, wakil tidak berhak untuk bertindak di luar batasan yang diperintahkan. Jika Allah memerintahkan kita untuk memberikan makanan kepada fakir miskin, namun kita selaku wakil justru memberikan selain makanan, maka sikap ini termasuk bentuk pelanggaran yang layak untuk mendapatkan hukuman. Dalam masalah ibadah, termasuk zakat, selayaknya kita kembalikan sepenuhnya kepada aturan Allah. Jangan sekali-kali melibatkan campur tangan akal dalam masalah ibadah karena kewajiban kita adalah taat sepenuhnya.


Oleh karena itu, membayar zakat fitri dengan uang berarti menyelisihi ajaran Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana telah diketahui bersama, ibadah yang ditunaikan tanpa sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya adalah ibadah yang tertolak.


2. Di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiallahu ‘anhum sudah ada mata uang dinar dan dirham.


Akan tetapi, yang Nabi praktikkan bersama para sahabat adalah pembayaran zakat fitri menggunakan bahan makanan, bukan menggunakan dinar atau dirham. Padahal beliau adalah orang yang paling memahami kebutuhan umatnya dan yang paling mengasihi fakir miskin. Bahkan, beliaulah paling berbelas kasih kepada seluruh umatnya.


Allah berfirman tentang beliau, yang artinya, “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat berbelas kasi lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Q.s. At-Taubah:128)


Siapakah yang lebih memahami cara untuk mewujudkan belas kasihan melebihi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?







Referensi: https://konsultasisyariah.com/7001-zakat-fitrah-dengan-uang.html

Mengganti Zakat fitrah dengan Uang

Rabu, 13 Juli 2022

 

KEEFEKTIFAN METODE CERAMAH

INTERAKTIF DAN DISKUSI PADA PEMBELAJARAN PAI DAN BUDI

PEKERTI MATERI KETELADANAN NABI MUHAMMAD SAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

 (PTK Di Kelas III  SDN  Pondok  Makmur Kota Tangerang)

 

 

 

 

 

 

 

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan UKIN

disusun oleh :

Mas’ud Jawas, S.Ag

 

 

SDN PONDOK MAKMUR,KEL. GEBANG RAYA KEC.PERIUK

 

KOTA TANGERANG BANTEN

 

LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

JUDUL PENELITIAN                     : KEEFEKTIFAN METODE CERAMAH INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI MATERI KETELADANAN NABI MUHAMMAD SAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA 

Identitas Peneliti

1.      Nama Lengkap     : Mas’ud Jawas, S.Ag

2.      Jenis Kelamin       : Laki-laki

3.      Asal sekolah         : SDN Pondok Makmur

4.      Alamat Sekolah    : Jl. Perum Pondok Makmur

5.      Mata Pelajaran     : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

             Tangerang 5 oktober 2021

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN Pondokk Makmur

 

 

Retno Sutarsih, S.Pd

 

Kata Pengantar

 

            Al-hamdulillah segala puji bagi Allah yang telah banyak memberikan nikmat dan karunianya, sehingga dapat merasakan lezatnya beriman kepada-Nya,salawat dan salam tak lupa terhantar bagi Baginda Rasulullah sallahu alaihi wasalam yang banyak memberikan reformasi moral manusia secara sempurna.

            Tak banyak yang dapat peneliti hadirkan secara sempurna dalam penelitian ini, kiranya masih banyak kekurangan dan kesalahan yang perlu diperbaiki kedepannya, namun penulis merasa bersyukur karena meski demikian Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti lakukan telah rampung sesuai jadwal yang telah ditetapkan, adapun judul penelitian yang telah dilaksanakan adalah : KEEFEKTIFAN METODE CERAMAH INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA  MATERI KETELADANAN NABI MUHAMMAD SAW

Penulisan Penelitian Tindakan kelas ini merupakan hasil kajian peneliti yang banyak dibantu dan dibimbing kepala sekolah sertateman-teman guru, khususnya :

1.      Bapak Hasan Basri selaku Kepala Sekolah SDN Pondok Makmur

2.      Bapak Ulung, Bapak Mahyudin, Bapak Iim Jakaria, Bapak Romli dan Bapak Novryjal yang telah banyak membantu dan memberikan masukan dalam penulisan PTK

3.      Ibu Guru Wali Kelas 3 ; Ibu Jatu Priyanti, Ibu Rofiqoh dan Ibu Agnes Deviana

4.      Serta anak-anak kelas 3 SDN Pondok Makmur yang tertib dalam melaksanakan pembelajaran

Semoga apa yang menjadi penelitian ini dapat menjadikan pengalaman berharga untuk meningkatkan metode dan pengajaran yang disampaikan peneliti kepada siswa dan siswi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Abstraksi

 

            Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah proses penyelesaian masalah yang ada didalam kelas, hal ini dilakukan untuk mencari solusi terbaik yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk melakukan sebuah tindakan yang dianggap solusi terbaik, Penelitian tindakan kelas atau PTK banyak mengacu kepada problematika yang ada didalam kelas, baik mengenai sistematika pengajaran, bahan ajar juga hal-hal lainnya yang dapat mengganggu kelancaran penyampaian pengajaran di dalam kelas. Salah satu yang menjadi penelitian dalam PTK ini adalah, sistematika atau metode pengajaran yang disampaikan kepada siswa. Penyampaian yang dilakukan guru terkadang menjadi faktor penentu keberhasilan sebuah pendidikan, penyampaian yang monoton dan tak berfareasi cenderung menjadikan siswa mengalami stagnasi pemikiran, sehingga perlu adanya metode-metode lainnya yang dapat menumbuhkan kreatifitas, keaktifan serta kemandirian siswa dalam  belajar. penyampain pembelajara yang senantiasa menggunakan metode konvensional cenderung menjadikan siswa bosan dan tak mengena, oleh karena itu perlu adanya pembaharuan dan inovasi dalam penyampainnya. Metode saintifik yang menggunakan teknik mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasi merupakan mode pembelajaran yang representatif untuk menumbuhkan semangat serta kreatifikas siswa dalam belajar, dan tentunya bukan hanya ini metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam dunia pedidikan khususnya mata pelajaran PAI, namun masih banyak lagi metode-metode lainnya yang dapat diterapkan sebgai metode terbaik dalam sebuah Penelitian Tindakan Kelas.   

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ...................................................................                  i

Kata Pengantar ...........................................................................                   ii

Abstraksi ....................................................................................                    iv

Daftar isi .....................................................................................                   v

I.         Pendahuluan

1.      Latar Belakang Masalah ....................................................               1

2.      IdentifikasiMasalah ............................................................              12

3.      Rumusan Masalah ..............................................................               13

4.      Tujuan Penelitian ...............................................................               13

5.      Manfaat Penelitian .............................................................               14

II.      Kajian Pustaka ..........................................................................              15

Hipotesa Tindakan ......................................................... .........               16

III.   Metodologi Penelitian

a.       Subjek Penelitian ......................................................             18

b.      Tempat dan waktu .....................................................                        18

c.       Prosedur Penelitian ....................................................            18

·         Perencanaan ....................................................           18

·         Tindakan .........................................................           18

·         Refleksi ............................................................          18

d.      Jenis dan Sumber data

·         Jenis data ..............................................................     19

·         Sumber data ..........................................................     19

e.       Alat Pengumpul Data .........................................................   20

f.       Tekhnik pengolahan dan Analisis data ...............................   20

g.      Kreteria Keberhasialan .......................................................    22

IV.        Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................ .........   23

1.      Persiapan Penelitian .........................................................      23

2.      Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus ..............................      23

3.      Penelitian Kelas Siklus I ..................................................      25

·         Perencanaan ..........................................................     25

·         Pelaksanaan ..........................................................      26

ü  Pendahuluan...................................................      26

ü  Kegiatan Inti....................................................    27

ü  Penutup ............................................................   32

·         Refleksi ....................................................................  34

V.           Penutup

A.    Kesimpulan .......................................................................     36

B.     Saran ................................................................................      36

Lampiran ..........................................................................      38

Daftar Pustaka .................................................................      42

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.      Latar Belakang Masalah

                        Pendidikan merupakan tonggak berdirinya sebuah bangsa, dengan pendidikan diharapkan bangsa dapat membangun sumber daya manusia dengan baik demi kelangsungan potensi yang dapat digali dari bangsa tersebut, namun demikian banyak yang tidak memahami akan hal ini sehingga peranan pendidikan sering diabaikan dan dianggap sebagai sesuatu yang bersifat sunnah. Sebenarnya peranan pendidikan di dalam Islam merupakan tokoh sentral dalam pembentukan moralitas yang baik, bahkan ada ungkapan langsung dari Rasulullah akan jaminan dan urgensi dari pendidikan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ

Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berjalan di suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." Abu Isa berkata; ini adalah hadits hasan. (HR. Tirmidzi) Shahih menurur Muh. Nashiruddin Al Albani.

 

 

َنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ

Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah memperindah orang yang mendengar hadits dariku lalu menghafal dan menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak pembawa ilmu yang tidak berilmu[1]."

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Dari Utsman bin Affan ia berkata; Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya."[2]

Hadis di atas mengutarakan akan pentingnya menimba ilmu, bahkan rasulullah memberikan gambaran bahwa belajar merupakan langkah awal menuju surga sebagaimana diharapkan oleh setiap muslim.

Ibnu Abbas memberikan sebuah penafsifat mengenai surat Mujadalah[3] ayat 11

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.

ٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ قَالَ يَرْفَعُ اللَّهُ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا بِدَرَجَاتٍ

Dari Ibnu Abbas radliallahu anhu: ketika menafsirkan ayat : (Allah meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. al-mujadalah:11); dia berkata maksudnya adalah "Allah meninggikan orang-orang yang diberi ilmu atas orang-orang yang beriman beberapa derajat". [4]

Ibnu Abbas menyebutkan bahwa derajat orang-orang yang beriman dan berilmu jauh lebih dimuliakan daripada orang yang tak memiliki ilmu, ringkasnya bahwa pendidikan merupakan sebuah metode bagi seorang muslim untuk meninggikan derajatnya, menuntut ilmu merupakan sebuah agenda yang harus ada dalam kehidupan bagi orang-orang yang beriman.

                        Di dalam dunia pendidikan model pembelajaran, memiliki corak dan gaya yang berfareasi, tentunya hal tersebut harus disesuaikan dengan karekteristik dan kebutuhan[5], metode apapun yang digunakan selama sesuai dan mampu menyampaikan tujuan kompetensi secara baik maka itulah yang digunakan. Sementara secanggih apapun sebuah metode yang diberikan guru kepada peserta didik tanpa diimbangi dengan kebutuhan dan kompetensi yang mumpuni maka akan menghasilkan nilai nol, artinya pencapain yang diharapkan akan jauh dari harapan.

                        PAI sebagai mata pelajaran yang banyak mengajarkan mengenai hafalan, praktek dan cerita merupakan mata pelajaran yang memungkinkan guru dapat menggarap berbagai metode pengajaran untuk penyampainnya, salah satunya adalah metode Ceramah. Metode ini merupakan metode yang banyak diperdebatkan dikalangan dunia pendidikan hal ini sebagaimana[6] yang dinyatakan bahwa ada sebagai kalangan pendidik yang menganggap bahwa metode ceramah merupakan sebuah metode pengajaran yang kurang mencapai sasaran dan sebagaian lagi berpendapat bahwa metode tersebut kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar dan sebagian lagi justru sebaliknya, mereka beranggapan bahwa metode tersebut merupakan metode yang sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan motode ceramah sudah banyak dikembangkan di setiap jenjang pendidikan, sehingga tak ada satupun guru yang dapat meninggalkan motode ini sepenuhnya. Dari beberapa pendapat yang diutarakan di atas dapat diambil sebuah benang merah bawa metode ceramah bukalah metode yang salah dan bukan juga dibenarkan secara keseluruhan, artinya metode tersebut dapat digunakan dalam waktu tertentu dan tidak menutup kemungkinan bahwa metode ini justru harus ditinggalkan. Fleksibilitas dalam model pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru profesional, guru profesional jangan terjebak oleh satu metode yang justru akan menambah beban guru itu sendiri dalam menyampaikan materi ajarnya.  Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen[7], guru disebut profesional apabila memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.

                        Dengan pemaparan tersebut di atas maka guru dituntut untuk mampu menghadirkan berbagai inovasi  dan kreasi dalam pendidikan, berbagai metode penyampaian menentukan ketercapaian sebuah kompetensi sebagaimana diharapkan, dengan begitu kehadiran ide yang konstriktif merupakan sebuah keniscayaan yang harus dimilik setiap guru. Terperangkap dalam satu model pembelajaran akan membuat kebuntuan pada proses penyampaian materi ajar, metode penyampaian yang banyak diberikan oleh guru sudah selayaknya diperbaharui dan dimodifikasi agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif,berwawasan dan memupuk kemandirian bagi siswa.  

2.      Indentifikasi Masalah

Banyaknya ketidak mampuan guru khususnya guru PAI dalam menghadirkan pendidikan yang inovatif, kreatif, mandiri dan menyenangkan menjadi pekerjaan rumah bagi para pendidik[8], karena hal tersebut akan berimbas pada kwalitas hasil belajar itu sendiri. Banyaknya metode konvensional yang diterapkan merupakan sebuah kemunduran dalam pendidikan Agama Islam,  meskipun tidak sepenuhnya metode tersebut salah, namun yang menjadi faktor terbesar ketidakefektifan metode tersebut adalah, gaya penyampaian yang terkesan monoton  dan datar, guru tak mampu berakting dan tak dapat menggunakan gaya  dan intonasi yang baik ketika dalam penyampaian metode ceramahnya[9],  untuk  meminimalisir hal tersebut perlu adanya pengembangan dan perpaduan berbagai motode dalam pengajarannya, misalkan dengan menggunakan ceramah interaktif dan diskusi kelompok, ataupun dengan menggunakana audio visual hal ini dimaksudkan agar siswa mampu berfikir kreatif dan inovatif.

Model pembelajaran Ceramah interaktif ,diskusi dan audio visual merupakan metode sederhana yang mudah untuk diterapkan, karena motode ini mencoba mengembangkan potensi siswa untuk mampu berfikir dalam lingkup kemampuannya, mereka di tuntut untuk mampu mengemukakan pendapatnya dari paparan yang disampaikan yang kemudian ditindaklanjuti siswa secara berkelompok. Guru dapat menjadikan  siswa sebagai pribadi mandiri dalam menyambut ilmu yang diberikan kepada mereka

3.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.      Bagaimanakah efektifitas pengajaran dengan menggunakan motode ceramah interaktif  diskusi dan audiao visual

2.      Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI dengan metode ceramah interaktif  diskusi dan audiao visual di kelas 3 SDN Pondok Makmur

4.      Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1.      Agar dapat mengukur efektifitas pengajaran dengan metode ceramah interaktif dan diskusi bagi siswa kelas 3 di SDN Pondok Makmur

2.      Untuk mengetahui bagaimana cara mengefektifkan pengajaran dengan metode ceramah interaktif dan diskusi bagi siswa kelas 3 di SDN Pondok Makmur

3.      Untuk mengetahui hal apa saja yang menjadikan metode ceramah tida kefektif dalam model pembelajaran di SDN Pondok Makmur kelas 3

 

 

5.      Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a.       Agar guru dapat mengukur efektifitas pengajaran dengan metode ceramah interaktif dan diskusi bagi siswa kelas 3 di SDN Pondok Makmur

b.      Agar guru mengetahui bagaimana cara mengefektifkan pengajaran dengan metode ceramah interaktif dan diskusi bagi siswa kelas 3 di SDN Pondok Makmur

c.       Agara guru mengetahui hal apa saja yang menjadikan metode ceramah tidak efektif dalam model pembelajaran di SDN Pondok Makmur kelas 3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

Memberikan pemahaman keapada siswa merupakan tugas seorang guru yang utama, tak dipungkiri terkadang hal tersebut merupakan kendala terbesar dalam dunia pendidikan, banyaknya metode penyampaian terakadang diabaikan begitu saja, hal ini tentunya diakibatkan beberapa faktor, salah satunya, ketidakpedulian guru dalam mengembangkan keilmuan dan penyampaian kepada siswa[10].  

       Keberhasilan sebuah pendidikan ditentukan oleh bagaiamana guru mampu menghadirkan dan berinofasi dalam pengembangan bahan ajarnya, sehingga apa yang dihadirkan mampu memberikan nuasa baru dalam pengembangan pendidikan yang disampaikan kepada siswa. Begitu pula sebaliknya jika guru bersikap masabodoh dan tak mau mengembangkan keilmuan serta tak mampu berinofasi dalam pengajaran maka akan berakibat kemunduran dan kekagalan dalam proses pencapain kompetensi yang diharapkan[11]

Guru diharapkan tidak terjebak dalam satu sisi dimensi saja dalam menjalakan misi pembelajarannya, akan tetapi guru harus mampu mengembangkan dari berbagai dimensi pengajaran, metode dan gaya, karena hal  tersebut dapat menciptakan suasan belajar yang baik dan kondusif bagi siswa.

Menurut Sudjana,[12] dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa fungsi, yaitu:

a.         Menggunakan media dalam pelaksanaan belajar mengajar bukan hal yang berfungsi sebagai tambahan, tetapi berfungsi sebagai alat bantu untuk realisasikan situasi belajar mengajar yang efektif;

b.         Menggunakan media dalam pengajaran merupakan satu kesatuan integral dari keseluruhan situasi mengajar, yang dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru;

c.         Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pengajaran;

d.        Penggunaan media pembelajaran seharusnya dijadikan sebagai media yang menyenangkan dalam proses pembelajaran itu sendiri

e.         Penggunaan media lebih menitikberatkan kepada efisiensi waktu dalam pencapaian kompetensi dasar

f.          Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan hasil kajian dari latar belakang masalah dan rumusan masalah maka peneliti menyimpulkan adanya tingkat krefektifan dalam penggunaan metode ceramah interaktif yang dipadukan dengan diskusi. Dengan memadukan dua model pembelajaran tersebut didapatkan peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran Agama Islam dan Budi pekerti, prestasi siswa cenderung mengalami peningkatan dan kreatifitas siswa juga cenderung mengarah kepada kemandirian.

Sedangkan jika menggunakan metode ceramah saja siswa cenderung mengalami stagnasi dalam pembelajaran, siswa terlihat tidak kreatif dalam menanggapi pembelajaran yang disampaikan guru. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 

a.      Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Pondok Makmmur kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk Kota Tangerang Banten. Pengambilan subjek penelitian ini didasarkan kepada penurunan nilai PAI yang terjadi pada kelas ini sehingga perlu diadakan inovasi dalam penyempaian materi ajar

b.      Tempat dan waktu

Penelitian ini diadakan di SDN Pondok Makmur yang terletak perumahan Pondok Makmur, kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk Kota Tangerang, adapun penelitian dimulai sejak tanggal 11 Juni 2022.

No

Waktu

Materi

Model Pembelajaran

3

11-06-2022

Kisah keteladanan Nabi Muhamad[13]

Diskusi Interaktif dan Diskusi

Tabel 1. Jadwal Penelitian

c.       Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini antara lain :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan konsep pengajaran dan beberapa bahan ajar yang dibutuhkan untuk pembelajaran, yang kemudian peneliti  membuat konsep-konsep dasarnya dalam pengajaran termasuk di dalamnya arahan konsep diskusi yang menjadi kajian siswa nantinya.

Peneliti juga mempersiapkan LKPD sebagai bahan acuan untuk observasi guru untuk menilai sampai sejauh mana pemahaman dan pengertian mereka menganai pembelajaran yang disampaikan dengan menggunakan metode ceramah interaktif dan diskusi.

2. Tindakan  / Kegiatan, mencakup

Tindakan pada penelitian ini hanya menggunakan satu siklus yang terdiri dari  Pendahuluan, kegiatan inti / pokok dan penutup.

3. Refleksi

d.      Jenis dan sumber data

1.      Jenis Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.

a.       Data kualitatif[14], yaitu data yang disuguhkan ke dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. Data dalam penelitian ini merupakan gambaran umum obyek penelitian, meliputi: efektifitas penggunaan metode ceramah interaktif dan diskusi dalam pembelajaran

b.        Data kuantitatif[15] adalah jenis data yang meiliki ukuran atau dapat dihitung secara langsung, berupa informasi atau keterangan yang diwujudkan dalam bentuk bilangan atau berbentuk angka. Data ini dibutuhkan sebagai perhitungan tingkat efektifitas siswa dalam memehami materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah interaktif dan diskusi.

2.      Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah perolehan data subjek yang didapat. Dalam hal ini digunakan sumber data[16]:

a.       Sumber data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung dari subjek penelitian. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah Siswa SDN Pondok Makmur Kelas 3

b.      Sumber data skunder, yaitu metode pengajaran yang disampaikan peneliti dalam pembelajaran

e.       Alat pengumpul data

Dalam hal ini pneliti menggunakan angket kuesioner sebagai teknik pengumpulan data mengenai keefektifan metode pengajaran ceramah interaktif dan diskusi . Untuk setiap jawaban jawaban yang benar  diberikankan skor 2 untuk masing-masing pilihan yang benar.

f.       Teknik Pengolahan dan Analisisi data

Teknik pengolahan data terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

1. Pengumpulan Data

Pada tahapan ini, peneliti mengumpulkan data-data yang dibutuhkan yang terdiri dari beberapa materi ajar dan materi diskusi yang dibutuhkan siswa untuk kajian diskusi dan pembelajaran interaktif di kelas.

2. Penyuntingan (Editing)

Pemerikaan hasil kusioner yang dilakukan siswa, sehingga diperoleh data tentang peningkatan hasil pembelajaran dengan menggunakan audio visual

3. Pengodean (Coding)

Proses pemberian nilai dan klasifikasi berupa simbol atau angka pada tiap jawaban siswa berdasarkan pertanyaan yang diberikan. Setiap jawaban akan diberikan simbolatau kode masimg-masing.

4.      Tabulasi

Pada tahapan ini dilakukan pemasukan data, penyusunan, dan perhitung data yang telah dikodekan ke dalam tabel.

No

Nama Siswa

Hasil

Ketuntasan

Keterangan

1

A.    Ramzani

75

Tuntas

C

2

A.    Sobari

80

Tuntas

B

3

Dodi Rohmat

95

Tuntas

A

4

dst

 

 

 

 

g.      Kriteria Keberhasilan Penelitian

Berdasarkan penjelasan pada teknik pengolahan dan analisi data maka indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada hasil belajar siswa yang dapat memenuhi ketuntasan belajar atau paling tidak melampaui nilai ketuntasan belajar dengan kategori baik (72-90) atau dengan nilai KKM yaitu 70 serta ketuntasan secara global dikelas III SDN pondok Makmur telah mencapai mencapai 75% untuk setiap aspek. Artinya 75% siswa telah masuk kategori baik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

 1. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, Peneliti mempersiapkan segala perangkat yang mendukung dari proses tersebut, yang meliputi :

a.       Mempersiapkan materi pengajaran dan mengumppulkan segala hal yang dapat membatu penelitian

b.      Meminta Izin kepada kepala sekolah SDN Pondok Makmur untuk melakukan penelitian dan menetapkan tanggal penelitian dilaksanakannya penelitian

c.       Melakukan observasi guna melihat hasil pembelajaran pada Pra siklus

2.      Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus

Pada tahap pra siklus peneliti medapatkan gambaran bahwa tingkat prestasi hasil pengajaran yang dilakukan selama ini belum mendapatkan prestasi yang baik, siswa cenderung mengalami stagnasi dalam hasil pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari hasil pembelajaran yang diperoleh melalui peneliaian sebagaimana dibawah ini :

 

 

 

 

Tabel 1 Nilai Pre-tes

Hasil Penilaian  Kognitif  Pelajaran PAI

3.13. Kisah keteladanan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as

 

No

Nama Siswa

Nilai

KKM

Keterangan

1.

Adawatul Adawiyah

70

70

Tuntas

2

Akram Raihan Dzahab

65

70

Tidak Tuntas

3

Almar Zaneti

70

70

Tuntas

4

Dimas Alexander

61

70

Tidak Tuntas

5

Faqih Huda Assajid

65

70

Tidak Tuntas

6

Kinan Nafizah Susanto

63

70

Tidak Tuntas

7

Muhammad Dio

70

70

Tuntas

8

NazwaAzzra

70

70

Tuntas

9

Qiara Khansa

68

70

Tidak Tuntas

10

Radit Aditya

65

70

Tidak Tuntas

11

Siti Nur Hasanah

60

70

Tidak Tuntas

12

Subhan Mulya

61

70

Tidak Tuntas

13

Varliam Sinjhi Guntoro

63

70

Tidak Tuntas

14

Vinda Apriliani Gloria

67

70

Tidak Tuntas

15

Yuda Pratama

68

70

Tidak Tuntas

Terlihat bahwa sebagian besar  nilai siswa masih dibawah KKM  dan belum mencapai target sebagaimana diharapkan, hampir 80% siswa memiliki nilai pas-pasan hingga dibawah KKM , hal ini  terjadi di karenakan metode pembalajaran yang masih mengandalkan model pembelajaran ceramah secara utuh, artinya guru masih berperan secara penuh menjadi sentral pembelajaran dari siswa, sehingga siswa tak mampu berkonsentrasi dan cenderung mengarah kepada kemalasan dalam menyikapi dan mendengar materi yang disampaikan guru.   Bahkan penyamapaian yang diberikan guru kepada siswa terkesan membosankan dan tidak menumbuhkan kreatifitas siswa untuk mau mengingat, memahami, mengaplikasi serta menganalisa lebih jauh. Dengan alasan tersebut maka peneliti berinisiatif untuk merubah model pembelajaran Konfensional  dengan model pembelajaran modern dengan menggabungkan dua pendekatan yaitu ceramah  interaktif dan diskusi, yang diharapkan dapat merubah daya serap siswa dalam menerima pelajaran.

3.      Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Penelitian Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2022. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I ini meliputi :

a.       Perencanaan

Perencanaan dalam siklus I ini peneliti mempersiapkan segala kelengkapan yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah interaktif dan diskusi yang meliputi

Ø  Menyiapkan materi pembelajaran dari beberapa sumber ajar lainnya, seperti buku kisah para nabi[17], Keteladanan Seorang Ayah Ibrahim as[18]

Ø  Persiapan Alat yang dibutuhkan, dalam hal ini peneliti menggunakan spidol, white board sebagai alat pendukung pembelajaran

Ø  Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan pada pembelajaran PAI

Ø  Meyusun evaluasi yang akan digunakan

Ø  Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi sebagai alat pengumpulan data dari hasil pembelajaran siswa  

Perencanaan ini bertujuan agar dapat mempermudah peneliti dalam melakukan analisa dan pemecahan masalah, sehingga diharapkan adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa dari sebelumnya.

b.      Pelaksanaan

Pelaksanaan PTK dalam  siklus I ini meliputi beberapa tahapan diantaranya :

I.                   Pendahuluan

ü  Dalam tahapan ini peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama yang dipimpin oleh salah seorang siswa, kemudian peneliti memulai pembelajaran dengan membaca doa pembuka majlis yang dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa dan mengingatkan agar senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan.

ü  Apersepsi, yaitu peneliti bertanya mengenai pembelajaran minggu lalu  yang kemudian menyampaikan materi baru atau materi lanjutan yang akan menjadi pembahasan hari ini.

ü  Menyampaikan tahapan kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, lalu mempersiapkan bahan ajar yang mendukung pembelajaran

ü  Memberikan gambaran pembelajaran mengenai keteladanan Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam

 

II.                Kegiatan Inti

a.       Mengamati

Siswa Menyimak kisah keteladanan Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  yang disampaikan peneliti melalui buku paket yang ada, peneliti menggambarkan beberapa keutamaan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam, dalam tahapan ini peneliti melihat :    

Ø Siswa serius mendengarkan kisah keteladanan Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  yang disampaikan peneliti dengan metode ceramah interaktif, siswa berinteraksi dengan peneliti  dengan cara peneliti memberikan pertanyaan yang mengingatkan siswa tentang kisah yang pernah di dengarnya.

Ø  Adanya beberapa siswa yang mengobrol saat peneliti memberikan gambaran tentang kisah keteladanan Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam ,namun mereka masih dapat menjawab beberapa pertanyaan yang disampaikan guru kepadanya.

Ø  Ketika peneliti memberikan arahan pada akhir pemaparan materi untuk membentuk kelompok diskusi siswa terlihat canggung dan bingung dengan pembentukan kelompok diskusi, hal tersebut di karenakan :

1)      Siswa belum terbiasa membentuk kelompok kerja seperti yang diarahkan peneliti

2)      Siswa belum memahami konsep dasar dari diskusi kelompok yang dimaksudkan peneliti

3)      Siswa masih terbawa dengan mekanisme sistem pembelajaran dengan metode ceramah murni.

Namun seiring dengan berjalannya pembelajaran dan pengarahan dari guru siswa mulai memahami mekanisme pembelajaran dengan metode ceramah interaktif dan diskusi, kemudian Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok  yang setiap kelompoknya diberikan gambaran dan konsep tentang hal apa saja yang akan mereka diskusikan bersama kelompoknya masing-masing

b.      Menanya

Setelah proses diskusi selesai dilaksanakan peneliti mencoba mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kisah keteladanan Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  yang siswa dengarkan pada awal pembelajaran dan dan hasil diskusi yang mereka lakukan bersama kelompoknya masing-masing

Di dalam proses ini juga peneliti mencoba memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi beberapa pertanyaan yang diajukan teman sekelasnya dan guru menjadi fasilitator dan meluruskan serta menyempurnakan hasil jawaban yang diberikan siswa, terlihat pembelajaran dengan metode ceramah interaktif dan diskusi memberikan peningkatan yang signifikan, siswa sudah mulai mau bertanya dan menanggapi pertanyaan yang diajukan.

Siswa juga terlihat kreatif dan inovatif di dalam memberikan jawaban dan pertanyaan, adanya beberpa pertanyaan  dan jawaban mereka menunjukan kreatifitas mereka sudah mulai terbangun dengan metode ini, meskipun belum mencapai kesempurnaan sebagaimana diharapkan, namun diantara pertanyaan yang diajukan siswa pada tahap eksplorasi peneliti mendapatkan pertanyaan siswa sudah mengarah kepada perkembangan yang baik seperti :

1)      Mengapa Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  ketika umur 12 tahun berjualan ?

2)      Bagaimana keadaan Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  ketika dititipkan di desa di tempat Halimatu Sa’diyah ?

Begitu juga dengan tanggapan yang diberikan siswa dalam menjawab pertanyaan tersebut, peneliti mengasumsikan bahwa jawaban yang diberikan siswa merupakan sebuah kemajuan dalam memberikan jawaban dan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya  

Kemudian peneliti memberikan tugas ke setiap kelompok untuk mengamati dan mencatat  beberapa pertayaan yang dibuat peneliti, siswa diberikan kesempatan untuk mepresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lainnya mendengarkan paparan yang dipresentasikan.

Di dalam diskusi siklus 1 diperoleh peningkatan yang cukup baik, siswa mulai aktif dan mau mengomentari hasil diskusi yang disampaikan kelompok lainnya, meskipun masih didapati adanya siswa yang cedenderung mengikuti teman lainnya dalam memberikan pendapat, namun peningkatan yang ada di kelas III SDN Pondok Makmur dalam pembelajar PAI mengalami peningkatan signifikan walaupun belum maksimal.     

c.       Mengumpulkan Informasi

Peneliti memberikan tugas Individu kepada siswa dengan mengerjakan LKPD yang ada[19], dengan maksud agar peneliti dapat mengukur daya serap siswa setelah memberikan pengajaran dengan menggunakan motede ceramah interaktif dan diskusi, semua hasil yang diperoleh peneliti kemudian dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan pengajaran

d.       Menalar/Mengasosiasi

Membuat catatan hasil tugas individu tentang kisah keteladanan nabi Ibrahim as  Menghubungkan prilaku yang ada pada kisah keteladanan Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  dengan prilaku yang terjadi  dan ada di sekitar, dan peneliti memberikan beberapa penguatan kepada siswa dengan hasil yang diperoleh siswa

e.       Mengkomunikasikan

   Siswa menyampaikan hasil pengamatannya tentang kisah keteladanan Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  serta prilaku positif dan negatif yang terjadi ketika itu

   Siswa menyampaikan hasil pengamatan tentang korelasi perilaku dan sikap Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan sekitar

III.             Penutup

Pada kegiatan penutup peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil disikusi yang dibimbing  oleh  peneliti secara langshung hal ini dimaksudkan guna meluruskan pemahaman yang masih dianggap keliru, kemudian peneliti juga mengajukan beberapa pertanyaan sebagai bentuk moroja’ah kepada siswa yang dilanjutkan dengan pemberian latihan soal secara individual kepada siswa, hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengukur efektifitas pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metodecaramah interaktif dan diskusi

Dalam siklus I di dapati perubahan nilai dari sebelumnya :

Tabel 2

perbandingan nilai Pra Siklus dan Siklus 1

3.13. Kisah keteladanan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as

No

Nama Siswa

Nilai

Pra Siklus

Nilai

Siklus 1

KKM

Keterangan

1.

Adawatul Adawiyah

75

80

70

Tuntas

2

Akram Raihan Dzahab

68

72

70

Tuntas

3

Almar Zaneti

70

78

70

Tuntas

4

Dimas Alexander

63

67

70

Tidak Tuntas

5

Faqih Huda Assajid

66

70

70

Tuntas

6

Kinan Nafizah Susanto

68

75

70

Tuntas

7

Muhammad Dio

70

80

70

Tuntas

8

NazwaAzzra

70

80

70

Tuntas

9

Qiara Khansa

65

78

70

Tuntas

10

Radit Aditya

60

66

70

Tidak Tuntas

11

Siti Nur Hasanah

60

70

70

Tuntas

12

Subhan Mulya

63

72

70

Tuntas

13

Varliam Sinjhi Guntoro

60

75

70

Tuntas

14

Vinda Apriliani Gloria

62

78

70

Tuntas

15

Yuda Pratama

65

80

70

Tuntas

Di dalam tabel perolehan nilai di atas terlihat adanya peningkatan yang cukup baik meskipun belum maksimal, artinya masih ada siswa yang memperoleh nilai pas-pasan dengan KKM dan ada 2 siswa  yang masih belum menunjukan tanda-tanda kemajuan dalam peningkatan pembelajaran, hal ini dibuktikan dengan perolehan skor yang masih dibawah KKM.  Perolehan dibawah KKM ini merupakan sebuah tolak ukur bagi peneliti agar dapat mengevaluasi proses pembelajaran dalam dipembelajaran yang akan datang, namun secara presentasi penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil dengan pencapaian yang hampir 90% mengalamipeningkatan hasil pembelajarannya.

·         Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus I, disimpulkan bahwa kemajuan siswa dalam hasil pembelajaran sudah muncul, kreatifitas dan kepercayaan diri untuk mengemukakan pendapat sudah mulai terlihat, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih belum menunjukan perkembangan yang signifikan, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran ceramah interaktif dan diskusi kelompok  dan masih terpengaruh dengan metode Tradisional. Peneliti juga mencoba membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian  memberikan arahan untuk menganalisa materi dengan cara berdiskusi secara klasikal, hasil yang diperoleh sudah menunjukan peningkatan yang signifikan, siswa sudah mengalami peningkatan dalam hasil belajar meskipun masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai pas-pasan atau pun dibawah KKM, siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 90%. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah mulai menunjukan kemajuan dan perubahan kearah yang positip.

Dengan apa yang dipaparkan diatas maka dapat dikatakan bahwa penelitian Tindakan Kelas pada siklus 1 sudah tuntas dan berhasil dilaksanakans.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Proses penelitian tindakan kelas adalah sebuah proses penelitian yang ditujukan untuk mencari solusi serta mengembangkan  metode pengajaran yang dapat memcahkan kebuntuan dalam kelas baik kebuntuan dalam peningkatan kwaitas siswa ataupun dalam hal sistematika pengajarannya.

Pengembangan motede pengajaran merupakan halsentral yang perlu menjadi perhatian,karena penggunaan metode memiliki sisi yang cukup banyak mempengaruhi keberhasilan sebuah pendidikan, pengembangan metode pendidikan yang mengarah kepada kemajuan ditunjukan dengan adanya peningkatan aktifitas, kreatifitas serta beberapa ide-ide positip yang diajukan siswa dalam proses pembelajaran.

            Pengembangan motode ajar harus menjadi prioritas para guru guna mencapai komptensi pendidikan sebagaimana diharapkan, model pembelajaran konvensional yang sudah dianggap tidak sesuai lebih baik dikembangkan dan dimodifikasi sehingga menghasilkan model pembelajaran yang baru, apa yang menjadi harapan akan didapati dengan hasil yang diharapkan ketika guru mau merubah pola ajar dan pola fikirnya menjadi lebih kreatif dan inovatif.

 

 

 

B.     Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai Keefektifan metode ceramah interaktif dan diskusi untuk meningkatkan Prestasi Belajar Pai peneliti memberikan saran :

1.      Kepada  Guru

ü  Agar setiap guru agama mampu mengkreasikan serta mengembangkan model pembelajaran lama menjadi model pembelajaran baru yang lebih menyenangkan bagi siswa atau guru menggantinya dengan model yang lebih representatif bagi siswa

ü  Guru PAI hendaknya mengurangi penggunaan metode konfensional dan beralih kepada metode yang menyenangkan dan modern dengan metode yang bersifat inofatif, kreatif dan berkembang.

ü  Guru PAI mampu memberikan kontribusi positip serta konstruktif guna meningkatkan kwalitas pendidikan agama

2.      Kepada Pengambil Kebijakan dalam Pendidikan

1.       Hasil penelitian ini bisa manfaatkan sebagai bahan diskusi untuk meningkatkan pembelajaran dan sebagai pertimbangan kebijakan yang mengarah kepada penambahan saraa prasarana sebagai media pendorong perkembangan pendidikan Indonesia dalam segala bidang dan mata Pelajaran.

2.       Hasil penelitian merupakan acuan dan rumusan bagi peneliti untuk memajukan pendidikan Agama di likungan SDN Pondok Makmur kec Periuk kota Tangerang.

Lampiran

Arahan diskusi siklus I

1.      Keteladanan apa saja yang ada pada diri Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam 

2.      Ceritakan dengan singkat bagaimanakah Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam   bersikapketika ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainnya

3.      Sikap teladan apa sajakah yang yang kalian dapati dalam pembahaasan

4.       Perbuatan apa saja yang merupakan prilaku yang mencontoh dari sikap Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  dalam keseharian kalian

Angket Kuesioner

No

Pernyataan

Pernyataan

SS

S

TS

STS

1

Belajar PAI dengan mendengarkan ceramah guru

 

 

 

 

2

Pembelajar dengan diskusi

 

 

 

 

3

Membaca hasil diskusi di depan teman-teman

 

 

 

 

4

Mendengarkan cerita guru secara langsung

 

 

 

 

5

Mengerjakan Tugassekolah di rumah

 

 

 

 

SS               : Sangat Suka

S                 : Suka

TS              : Tidak Suka

STS            : Sangat Tidak Suka

 

LKPD Siklus 1

3.13. memahami kisah keteladanan Nabi

Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.

 

 

 

 


Tes Tulis

I.              Pilihlah jawaban dibawah ini dengan (X) pada jawaban yang paling tepat

1.    Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  merupakan nabi yang memiliki banyak keistimewaan, dari sekian banyak keistimewaan tersebut sikap apa sajakah yang menunjukan kemandirian rasulullah dibawah ini :

a.    Rasulullah dapat dipercaya

b.    Rasulullah mau menjadi anak yang disayang oleh kakeknya

c.    Rasulullah mau bekerja sejak kecil, menjadi pengembala kambing

d.    Rasulullah selalu menjaga perkataannya kepada orang lain

2.    Setelah rasulullah dilahirkan oleh ibunda Aminah, Rasulullah di susukan oleh orang tua susunya yang pertama yang bernama:

a.    Halimatu sa’diyah                            c. Uswatun Hasanah

b.    Siti Aminah                                       d. Suwaibah            

3.    Setelah ditinggalkan kakeknya Abdul Muthalb rasulullah kemudian diasuh oleh pamanannya, rasulullah diajarkan hidpup mandiri disana, salah satunya adalah dengan :

a.    diajak berjualan                                c. Selalu makan bersama

b.    diberikan kasih sayang                   d. diajarkan hidup miskin

 

 

4.    Bersikap dengan mencontoh apa yang diajarkan oleh Rasulullah merupakan perkara yang dianjurkan, lalu sikap apa sajakah dibawah yang menunjukan contoh prilaku yang mengikuti Rasulullah ;

a.    Ahmad selalu berusaha mencari teman yang dapat memberikan uang kepadanya

b.    Siti selalu mengerjakan PR dan Tugas dirumah sendiri tanpa menunggu perintah dari orang tuannya

c.    Dodi selalu meminta uang lebih kepada ibunya ketika sekolah agar bisa mentraktir temannya di kantin

d.    Ari selalu bahagia meskipun dihukum gurunya karena selalu tidak mengerjakan PR

5.    Salah satu peristiwa besar yang dialami rasulullah saat kecil adalah :  

a.    Rasulullah disusui oleh orang yang tinggal di kampung

b.    Rasulullah mendapatkan banyak teman

c.    Rasulullah hidup dengan bahagia karena orang tuan susunya orang kampung

d.    Rasulullah didatangi dua malaikat yang membersihkan hatinya dari sesuatu yang mengotorinya

II.      Jawablah pertanyaan berikut dengan benar

 

1.    Nabi Muhammad sejak kecil sudah sudah hidup mandiri, banyak peristiwa yang dialaminya sehingga beliau harus bergati pengasuhan, sejak usia berapakah Nabi Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wasalam  diasuh kakeknya

2.    Pada usia berapakah nabi di tinggal ayahnya ...

3.    Sebutkan dua perilaku Nabi Sallahu Alaihi Wasalam yang menunjukan sikap tanggung jawab...

4.    Gelar apakah yang diterima nabi karena kejujurannya ...

5.    Sebutkan satu contoh percaya diri

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 

                           x100 =

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

1.    Soal B  terdiri dari 5 soal,setiap soal memiliki nilai 5

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 

                           x100 =

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙


 

Daftar Pustaka

 

1.      Arifin M., Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2000

2.      Arsyad Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

3.      Fathurrohman Pupuh & Sutikno Sobry,2020 Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama)

4.      Halim Ahmad & Fathoni M. Kholid, 2018 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI

5.      Hambali Ahmad pertama 2001 m / 1421 h Kitab Musnad Al-Imam Ahmad bin Hambal cetakan, Muassasah Ar-risalah

6.      Kholil Syukur ,. Metodologi Penelitian, Bandung: Cita Pustaka Media, 2006

7.      Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007

8.        Muslimin, Sulaiman Taufik, Budi R Sigit, Zein Akhmad, Modul 2021 Pengayaan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, CV Arya Duta

9.      Ratsja Putri Wilga Secsio, Nurwati Nunung, Budiarti Meilanny 2020. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Remaja

10.  Siti Aisyah, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: kalam mulia, 2011)

11.  Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004

12.  Tim dosen fakultas Psikologi unika atma jaya,  Internet Gawai dan Remaja : Menjadi Remaja Kekinian 2020, Unika Atmajaya

13.  Ulwan Abdullah, Tarbiyatul Aulad fil Islam, Bairut: Darussalam, 2000

14.  Umar Bukhari, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: AMZAH, 2010

15.  Usmani, Rofi’Ahmad. 2006 Mutiara Akhlaq Rasulullah SAW. Bandung: PT Mizan Pustaka

16.  Irmawati & wlyvera W  Mengenal Rasulullah Lebih Dekat penerbit   kanak

17.  Neti s, Aisyah Fad dan Endah W  Muhammad saw kisah manusia Paling Mulia penerbit  Cerdas Interaktif

 

 



[1] (HR. Abu Daud) No. 3175.Shahih.

[2] (HR. Bukhari) No. 4640. Shahih.

 

[3] Al-Qur’an nul Karim  Maktabah al-Fatih

[4] (HR. Darimi) No. 356

 

[5] Naniek Kusumawati, S.Pd, M.Pd. Endang Sri Maruti, S.Pd., M.Pd. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR Penerbit : CV. AE MEDIA GRAFIKA hal 44

[6] Lufri, Ardi, Relsas Yogica, Arief Muttaqiin, Rahmadhani Fitri Metodologi Pembelajaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode Pembelajaran  Hal 48-61

[7] Undang Undang Guru dan Dosen

 

[8] Drs Ujang S Hidayat Pendidikan yang Efektif  hal 36  penerbit  yayasan budi Mulya Sukabumi

[9] Cucuk Suparno Guru adalah Aktor Media Online Nasional Suara Guru Penulis dan Humas Lembaga Baca-Tulis Indonesia (LBTI)

[10]Halid Hanafi, La Adu dan Zainuddin · 2018 Ilmu Pendidikan Islam  hal 283 penerbit  deepublish

[11] Dr. Sulistyorini, M.Ag., ‎Johan Andriesgo, M.Pd.I., ‎Warda Indadihayati, M.Pd. · 2021 Supervisi Pendidikan hal 220 penerbit CV Dot Publiher

[12] Pupuh Fathurrohman & Sobry Sutikno, Strategi Belajar,... h. 66

[13] Usmani, Ahmad Rofi’. 2006 Mutiara Akhlaq Rasulullah SAW. Bandung: PT Mizan Pustaka hal

[14] Albi Anggito, Johan Setiawan · 2018  metode penelitian Kualitatif hal 236

 

[15] Dr. Sandu Siyoto, SKM, M. Kes,  Dasar Metodologi Penelitian hal 28 penerbit  literasi Media Pubhliser

[16] Dr. Sigit Hermawan, SE., M.Si, ‎Amirullah, SE., M.M · 2021 METODE PENELITIAN BISNIS: Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif  Hal 143

 

[17]mengenalRasulullah lebih dekat Irmawati & wlyvera  penerbit   kanak

[18] Neti s, Aisyah Fad dan Endah W  Muhammad saw kisah manusia Paling Mulia penerbit  Cerdas Interaktif

[19] Dalam lampiran kuesioner siklus 1

PTK KEEFEKTIFAN METODE CERAMAH INTERAKTIF DAN DISKUSI PADA PEMBELAJARAN PAI DAN BUDI

Mengenai Saya

Foto saya
والله معكم اين ماكنتم

Facebook Page

Labels